Sabtu, 20 Februari 2010

Mengenal lebih dekat AUTORUN.INF

Mungkin sebagian besar kita sudah mengetahui apa itu Autorun.inf, tetapi saya yakin masih banyak juga yang belum tahu atau masih kurang tepat memahami tentang file autorun.inf ini. Hal ini terbukti masih sering kita dengan orang bertanya tentang virus Autorun.Inf, bagaimana cara menghapusnya dan lain-lainnya.

Kali ini akan dibahas sedikit lebih dalam mengenai Autorun.inf, semoga yang sudah tahu semakin tahu dan yang belum tahu mulai sedikit paham tentang autorun.inf, baik struktur yang ada didalamnya, manfaat, bahaya dan cara mematikan autorun.inf.

Autorun atau autoplay merupakan fasilitas di sistem operasi yang berfungsi menjalankan file secara otomatis ketika media seperti CD-ROM, DVD-ROM, Flash disk dan lainnya di masukkan/pasang di komputer. Sehingga ketika berbagai media tersebut dimasukkan, tanpa kita menjalankan apapun, ada program yang akan otomatis berjalan sendiri. Fitur ini biasa dimanfaatkan dalam CD Driver yang disertakan ketika membeli motherboard / VGA. Tetapi saat ini tidak dipungkiri malah dimanfaatkan sebagai media penyebar virus, terutama melalui flashdisk. Apalagi dengan penggunaan flashdisk yang sudah seperti jamur di musim hujan..

Sedangkan file Autorun.inf sendiri merupakan file yang berisi instruksi tertentu, tentang apa yang otomatis dijalankan ketika media seperti flashdisk/CD dimasukkan ke komputer. Instruksi ini dapat berupa perintah untuk menjalankan file exe.

STRUKTUR AUTORUN.INF

Autorun.inf hanya berupa text file biasa dan bisa dibuka dengan text editor seperti notepad. Ada baris-baris kode yang umum dijumpai didalamnya. Sebenarnya ada beberapa bagian (Key) yang bisa ditulis di autorun, yaitu [Autorun], [Content], [ExclusiveContentPaths], [IgnoreContentPaths], dan [DeviceInstall]. Disini hanya akan dibahas beberapa struktur [Autorun] saja, karena memang ini yang sering kita lihat ( selengkapnya bisa di baca disini )

Open

Perintah ini akan otomatis menjalankan file exe yang ada. Misalnya sebagai berikut
Open=setup.exe ( akan menjalankan file setup.exe yang berada satu direktory dengan autorun /root direktory)

Open=virus\inivirus.exe (akan menjalankan file inivius.exe yang ada di folder virus)

action
Untuk menampilkan nama/pesan ketika muncul Autoplay dialog.

shellexecute

Hampir sama dengan perintah Open, tetapi bisa juga untuk selain file exe, termasuk link website dan bisa ditambah dengan parameter sesudah nama file. Contoh :

shellexecute=http://ebsoft.web.id
action=Kunjungi ebsoft.web.id

icon

Untuk memberi icon di media yang dipakai (yang berisi autorun.inf). Bisa menggunakan file .ico, .exe .dll maupun .bmp. Contohnya :

icon=MyProg.exe,1
icon=myicon.ico

label

untuk memberi label (nama) pada media yang digunakan (nama drive CD-ROM atau flashdisk yang berisi autorun.inf tersebut.

label=Flashdisk Hebat

shell

Untuk menampilkan menu ketika klik kanan drive yang bersangkutan. Misalnya contoh berikut :

shell\menu baru=buka file contoh
shell\menu-baru\command=notepad "file-contoh.txt"
shell=menu baru

dengan kode diatas, maka ketika kita klik kanan drive-nya akan muncul menu “buka file contoh”. jika baris pertama dihilangkan maka menunya “menu baru”. dan ketika menu tersebut di klik akan dijalankan notepad dengan membuka file “file-contoh.txt”. Jadi ketika baris kode tersebut saling berhubungan. Jika baris 1 da 3 sama-sama digunakan maka baris 3 akan diabaikan.

Selanjutnya ketika fasilitas Autorun di hilangkan / di non aktifkan, maka program di open dan shellexecute tidak akan berjalan secara otomatis. Tetapi label, icon dan menu klik kanan tetap akan tampil. Agar lebih aman, maka kita bisa me-nonaktifkan fasilitas Autorun ini. bagaimana caranya ? Berikut penjelasannya :

Berbagai cara Me-nonaktifkan fasilitas Autorun di Windows

* Menekan dan menahan tombol Shift ketika kita memasang/memasukkan Flashdisk/CD-ROM ( tidak berjalan di windows Vista).
* Me-nonaktifkan melalui Registry
* Memanfaatkan fasilitas gpedit.msc

Me-nonaktifkan Autorun melalui Registry

1. Buka Registry Editor, Start Menu > Run, ketikkan Regedit
2. Buka Key berikut : HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer
3. Jika ada Key NoDriveTypeAutoRun, maka double klik dan isi nilainya dengan salah satu nilai berikut :

Decimal Hexadecimal Efek yang dihasilkan
181 b5 Autorun tidak berjalan sama ekali untuk semua media
149 95 Autorun hanya aktif untuk CD-ROM / DVD-ROM
177 b1 Autorun hanya aktif untuk flash drive (flashdisk dan sejenisnya)
145 91 Autorun aktif untuk semua media
4. Jika Key NoDriveTypeAutoRun tidak ada maka buak dengan cara klik kanan, pilih New > Binary Value. Kemudian beri nama NoDriveTypeAutoRun, dan isi nilainya ( double klik) dengan nilai diatas.
5. Langkah diatas hanya berefek di User yang bersangkutan. Agar berefek di semua pengguna komputer, lakukan hal yang sama untuk Key : HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer\

Jika masih menggunakan Win 9x/ME maka caranya sedikit berbeda. Selengkapnya bisa dibaca artikel disini. Lebih jauh tentang caranya bisa dibaca juga artikel berikut : Mencegah virus menular melalui Flashdisk

Memanfaatkan fasilitas gpedit.msc

Ini bisa dilakukan untuk pengguna Windows 2000, Server 2003 dan Windows XP Professional, langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Dari Start Menu > Run, ketikkan gpedit.msc lalu klik OK.
2. Pilih Computer Configuration > Administrative Template dan klik System
3. Di panel Settings, klik kanan Turn off Autoplay dan klik Properties ( di windows 2000, namanya Disable Autoplay)
4. Klik Enabled kemudian pilih All drives di box Turn off Autoplay untuk mematikan fasilitas autorun di semua drive.
5. Klik OK, dan tutup window dialog tersebut.
6. Restart Komputer.

Untuk Pengguna Windows Vista, caranya sebagai berikut :

1. Dari Start Menu ketikkan Gpedit.msc di box Start Search lalu tekan enter ( mungkin akan di tampilkan perintah untuk memasukkan password administrator)
2. Di bagian Computer Configuration pilih Administrative Templates lalu pilih lagi Windows Components klik Autoplay Policies
3. Di panel Details, double klik Turn off Autoplay
4. Klik Enabled dan pilih All drives di box Turn off Autoplay untuk me-nonaktifkan Autorun di semua drive.
5. Restart Komputer.

Kamis, 11 Februari 2010

AMD Siapkan Chipset 870, CPU Berkecepatan 3.2 GHz Terbaru

Perusahaan yang mendominasi pasaran DirectX 11 yang berlokasi di California, NVIDIA yang masih menunda peluncuran kartu grafis GTX 470 dan 480 yang berbasis Fermi. Namun demikian, pembuat chip ini memiliki beberapa rencana untuk chipset dan bisnis CPU, sesuai dengan rincian yang baru-baru ini telah muncul di Internet. AMD tampaknya akan menyegarkan tawaran chipsetnya dengan model 870 terbaru, sedangkan di segmen CPU, rencana akan membuat processor terbaru yang akan bekerja pada kecepatan 3,2GHz.

Menurut Fudzilla, AMD berencana untuk memperkenalkan sebuah chipset baru yang akan dirancang skala versi chipset 870FX mendatang. Cukup dijuluki 870, chipset terbaru ini akan dipasangkan dengan beberapa pilihan southbridge arus utama, seperti SB600, SB700, SB710 atau SB750. Sejauh spesifikasi teknisnya, chipset terbaru ini akan menawarkan dukungan untuk soket AM3 dan x16 PCI Express gen 2 slot. Tidak ada grafik utamanya dan chipset TDP akan tetap pada bekerja pada 13W.

Selain chipset baru, AMD juga akan memperkenalkan processor Phenom X4 II 94 terbaru, yang di-clock pada kecepatan 3.2GHz dan ditujukan bagi segmen bisnis. Berkat meningkatkan kecepatan kinerja, CPU terbaru ini akan menyediakan bisnis pengguna dengan peningkatan kinerja secara keseluruhan. Fitur lain termasuk TPD 95W dan cache 8MB, sejauh Fudzilla hendaki. Proccesor ini akan tersedia mulai kuartal kedua tahun 2010 ini, sebagai pilihan upgrade untuk Phenom II X4 B95 saat ini, berkecepatan 3.0GHz.

Sayangnya, tidak ada kata rincian harga CPU yang akan datang, tapi jelas bahwa AMD ingin memberikan konsumen dengan alternatif yang lebih baik untuk beberapa pilihan terbaru Core i5 dan Core i7, yang tersedia di pasar, dari Intel. Sedangkan untuk chipset 870, kabarnya akan segera hadir pada bulan April 2010 mendatang.

Canon PowerShot SD1400 IS & SD1300 IS, Kamera Digital Modis Super Slim




Canon PowerShot SD1400 IS Pink

Akan sangat disayangkan ketika Anda bepergian ke suatu tempat yang indah dan panorama yang memukau, tapi Anda tak bisa sedikit pun mengabadikan keindahan tersebut dalam bentuk foto dan membaginya kepada kelurga ataupun kerabat Anda. Pengalaman seperti itu akan sangat langka sekali kalau ternyata Anda hanya bisa merasakannya sekali seumur hidup Anda.

Maka dari itu, janganlah lupa untuk membawa kamera digital untuk bisa membawa pulang keindahan itu dalam bentuk foto. Ponsel kamera saja rasanya tak akan cukup, karena dari segi resolusi dan kualitas tentu masih cukup jauh ketimbang Anda ambil dari kamera digital yang canggih.

Tidak hanya canggih saja, tapi kamera digital Canon PowerShot SD1400 IS dan Canon PowerShot SD1300 IS menawarkan lebih dari sekedar fitur. Tapi juga dari segi desain kamera yang modis, sehingga bagi Anda yang senang dengan warna tertentu bisa bebas memilih warna kamera seperti apa yang Anda sukai.

Kamera digital SD1400 IS resolusinya 14 Megapixel sedangkan untuk model kamera digital SD1300 IS beresolusi 12.1 Megapixel. Kedua kamera digital ini menggunakan lensa 28mm wide angle dengan 4x opticl zoom, LCD monitornya berukuran 2.7 inchi. Fitur-fitur yang ditawarkannya termasuk DIGIC 4 image processor, Face Detection, i-Contrast, modus Smart Auto dan ISO 80-1600.

Kamera digital tersebut juga dapat merekam video 720p HD. Selain itu juga dilengkapi dengan HDMI output, Smart Shutter dan Smart Flash Exposure. Anda bisa menambahkan memorinya dengan kartu memori SD/SDHC/SDXC.

Untuk model kamera Canon PowerShot SD1400 IS tersedia pilihan warna jingga, silver serta hitam. Yang mana kamera model ini dibandrol dengan harga 249.99 USD atau sekitar 2,5 juta rupiah.

Canon PowerShot SD1400 IS Orange

Canon PowerShot SD1400 IS Silver


Canon PowerShot SD1400 IS Black

Sedangkan untuk model SD1300 IS tersedia pilihan warna silver, pink, hiju, biru dan juga cokelat. Kamera SD1300 IS ini dihargai sekitar 199.99 USD atau sekitar 2 juta rupiah.

Canon PowerShot SD1300 IS Silver

Canon PowerShot SD1300 IS Green

Canon PowerShot SD1300 IS Blue

Canon PowerShot SD1300 IS Brown

Tertarik untuk memilikinya?

Rabu, 10 Februari 2010

Intel Core i3 530 Review - For Gamer and Overclocker

Kali ini kita akan menengok sebuah processor baru Intel, yaitu Intel Core i3 530. Processor yang cocok untuk para gamer dan overclocker.



Dengan harga $ 113 (dijual sekitar $125 di pasaran) Core i3 530 berjalan pada 2.93GHz dan tidak memiliki fitur turbo mode. Core i3 530 akan berjalan pada 1.33GHz pada frekuensi terendah, dan tidak lebih cepat daripada 2.93GHz pada full load. Fitur turbo boost yang hilang merupakan pengorbanan, karena 530 masih memiliki 4MB L3 cache dibagi antara kedua core. Setiap inti mendapat 256KB 10-siklus L2, seperti i5 dan i7.

Uncore i5 berjalan pada clock 2.13GHz, turun dari 2.40GHz. Kinerja yang harus terluka sedikit dibandingkan dengan simulasi Intel Core i3. Selain Turbo Boost hal lain yang Anda korbankan adalah AES acceleration.Westmere's AES (AES-NI) menonaktifkan-nya pada semua jenis Intel Core i3. Harus ada beberapa alasan bagi pengguna untuk memilih i5 sebagai gantinya.




Disebelah balok CPU 32nm adalah 45nm GPU / memory controller:




Seperti mayoritas Core i5, GPU di sini berjalan pada 733MHz. Kecuali yang baru-baru ini, 661 yang menjalankan GPU pada 900MHz bagi mereka yang menginginkan sedikit tambahan kinerja gaming biasa-biasa saja.

Dari pesaing terdekat Intel adalah Core 2 Duo E7600, yang berjalan pada 3.06GHz dengan 3MB L2 cache. AMD memberikan ancaman terbesar dengan Athlon II X4 630 dan Phenom II X2 550 BE . Yang akhir-akhir ini harga processornya bukan harga resmi AMD, tetapi Anda tetap dapat menemukannya secara online hari ini sebesar $ 99.
Dalam pasar yang penuh dengan alternatif yang baik, entah itu ultra-cheap quad-core atau dual-core padat, saatnya untuk mencari tahu apakah ada nilai dalam I3 Core 530.

Perbaikan


Masih ada masalah yang beredar di Clarkdale yang perlu diperbaiki setelah CES. Pertama dan terutama adalah konsumsi daya. Konsumsi daya Clarkdale saat idle lebih buruk daripada Lynnfield, karena dia memakai chipset 45nm.



Test Performa dan Konsumsi Daya


Berikut ini adalah hasil benchmark SYSMark 2007 :



Dalam setiap game non-test, i3 530 mengalahkan Phenom II X2 550 BE. Ketika berada dalam game benchmark, 550 menjadi lebih cepat. Core i3 530 juga berhasil mengungguli Phenom II X2 550 BE saat menggunakan daya yang lebih kecil secara signifikan.





Perbandingan Athlon II X4 630 sedikit lebih rumit. Dalam threaded ringan tunggal dan aplikasi, i3 adalah pemain yang jauh lebih baik, berkat clock speed yang lebih tinggi. Kinerja gaming i3 juga jauh lebih baik. Athlon II X4 kalah karena clock speed-nya. Hal-hal seperti video encoding dan render 3D offline X4 Athlon II 630 rata-rata lebih cepat.






Aplikasi yang lebih terikat dengan performa satu atau dua thread rata-rata lebih cepat Core i3 530. Sebagai tujuan umum desktop mikroprosesor atau chip untuk gaming rig, direkomendasikan Core i3 530. Jika Anda melakukan banyak thread berat, maka Athlon II X4 adalah chip yang cocok untuk Anda. Jika Anda di suatu tempat di antara pilihan, terserah Anda. Photoshop telah diuji dan ternyata dua prosesor tersebut sangat dekat satu sama lain, dengan i3 yang sedikit memimpin.



Efisiensi daya jelas dimenangkan oleh Core i3 530 berkat transistor 32nm.







Overclocking i3 530 - 4GHz Stock Cooler

Konsumsi daya dan efisiensi merupakan hal yang penting dalam overclocking, dan proses manufaktur yang sudah diperbaiki, seberapa jauh Anda bisa mendorong CPU tanpa menaikkan tegangan, tampaknya menjadi cara yang paling efisien untuk overclock. Minimalkan peningkatan konsumsi daya akan memaksimalkan kinerja. Dengan Bloomfield, Intel dapat mencapai puncak baru untuk seberapa jauh Anda dapat menaikan performa CPU tanpa meningkatkan tegangan. Diikuti dengan AMD Phenom II, tetapi Lynnfield mengambil langkah mundur. Berkat on-die PCIe controller, Lynnfield membutuhkan jumlah tegangan tambahan untuk overclock. Clarkdale adalah suatu tempat di antara keduanya. Crakdale yang tidak mempunyai on-die, melumpuhkan PCIe controller.
Frekuensi 2.93GHz berjalan pada Core i3 530 secara default, tanpa adanya turbo boost. Tanpa swapping pendingin atau menaikan tegangan chip.




Tambahan 0.16V pada Vcore (Tegangan Inti) :



4GHz, stabil menggunakan stock heatsink / fan. Bagian dari trik untuk overclocking dalam hal ini adalah menurunkan multiplier clock. Meskipun selalu menjaga QPI dan frekuensi memori pada spec-nya, menurunkan multiplier clock pada chip meningkatan stabilitas secara signifikan dan memungkinkan Anda untuk mencapai frekuensi yang lebih tinggi. Sebenarnya bisa melebihi 4Ghz, tetapi membutuhkan daya yang lebih tinggi, dan cooler yang lebih bagus.



Bahkan sebuah overclocked Athlon II X4 630 tidak akan mengubah keadaan secara dramatis. Akan lebih cepat dalam aplikasi multithreaded, dan masih lebih lambat pada keseluruhan gaming. Jika Core i3 530 pilihan Anda , processor ini merupakan processor yang cocok untuk overclocking.

sumber : koc2.com

Beda Processor Intel Pentium Dual Core, Core Duo, Core 2 Duo dan AMD Dual Core Turion X2

Pendapat I:

Dual Core: Dalam 1 core ada 2 execution core. analoginya dlm 1 kepala ada 2 otak yg identik.

Core 2 Duo (C2D): Istilah dual core yg dipakai Intel. prinsipnya sama 1 kepala 2 otak.

Ini yg agak membingunkan: Intel Pentium D yg pakai istilah dual core juga. Pentium D keluar sblm C2D. Sebetulnya pentium D tdk tepat dikatakan dual core, yg bener adalah double core.

Dual core= 1 core yg di dlmnya ada 2 execution core.
double core= 1 core memuat 1 execution core tapi dlm 1 prosesor ada 2 core. Analoginya dlm 1 kepala ada 1 otak, tapi dlm 1 badan ada 2 kepala kayak kembar siam.

Ada lagi dual processor, yaitu dlm 1 motherboard terdapat 2 keping processor. biasanya untuk server

Performanya secara umum bagus dual core atau double core? Jelas dual core (kalau di Intel, C2D). AMD juga punya dual core, malah jauh sblm Intel keluar C2D, yaitu A64 X2 xxxx+ dan Opteron 2xx (untuk server).

Intel memasarkan C2D baru² ini, sedang dual core AMD sdh keluar lbh dari 2 thn lalu. Jelas apabila head-to-head dual core AMD akan kalah krn rancangan lama. Akan lucu kalau Intel memasarkan C2D yg 3 thn lbh lambat dari AMD tapi performanya seimbang, mana laku.

Tapi kalau Pentium D (yg menurut Intel dual core, padahal sejatinya double core) diadu ama AMD A64 X2 (yg betul² dual core), Pentium D rasanya masih bertekuk lutut. Nggak usah ama yg X2, ama yg single core AMD A64 Venice (600 rebuan) aja Pentium D masih susah ngelawan, kecuali unt multitaksing yg berat².

Dan C2D yg low-end (Allendale) vs X2 yg high-end masih imbang² kok. so pemakai X2 nggak perlu gundah, mesinnya masih bisa ngelawan kok dgn mesin yg lbh baru.

Kalau lawan yg C2D mid to high end (Conroe) emang X2 hrs ngaku kalah.

Ke depan persaingan Intel vs AMD akan semakin sengit. AMD sudah ancang² mengeluarkan jagoan barunya, ditandai dgn keluarnya socket AM2. Socket AM2 ini nggak banyak beda dgn socket 939 keculai support DDR2, performanya juga hampir sama 939. Tapi dgn socket AM2, AMD bisa mengembangkan rancangannya dgn lbh leluasa dan thn depan mungkin akan keluar K8L atau 4X4. Sedang Intel sudah merancang Core 2 Quadro (C2Q) dgn 4 core. Kita liat aja siapa yg lbh unggul nanti.

Tapi sepertinya Intel akan berat bila dia masih mengandalkan system FSB, ada potensi bottleneck di FSB. AMD dgn HTT nya lbh mudah berkembang dgn potensi bottleneck lbh kecil. Apalagi kalau AMD pakai jadi DDR3. Wow .. ngacir

Platform C2D emang relatif masih mahal, apalagi AMD barusan banting harga abis²an, X2 yg 3800+ bisa dibeli di mangga dua gak sampe 1.7 jeti. Jgn terkecoh dgn iklan Core 2 Duo yg katanya 4 jutaan. Itu pasti yg Allendale dimana L2 cachenya disunat sampai 512 kb biar murah. Yg Conroe pasti nggak dpt segitu, motherboard C2D juga masih relatif mahal.

Semoga bermanfaat. Kalau ada keliru mohon koreksi.

Sumber: Forum Kapanlagi

Pendapat II:

Namun menurut hasil test dari situs Extremetech cuma “beda tipis” dalam hal Office Productivity & Internet Content Creation, walaupun harga lumayan “beda jauh”

. End

*note: saya pake notebook/laptop AMD Turion 64 X2 (dual core) dengan memori yang hanya 500 MB bisa pake Windows Vista Basic. Karena memori cuma 500 MB kaau buka banyak aplikasi jadi lambat, tapi kalau buat internet pake XL Xplorer 3.5G wow bisa 600 kbps.

Senin, 08 Februari 2010

Memotret, Haruskah Pakai Konsep?


Masih soal diskusi dengan sejumlah rekan dalam beberapa hari terakhir ini. Salah seorang yang sempat saya kontak adalah Agus Leonardus, fotografer Indonesia pertama yang meraih gelar bintang lima A.FPSI. Tapi, bukan karena gelarnya itu Mas Agus saya kontak. Melainkan karena selama ini saya mengenal Mas Agus sebagai fotografer salon yang terbuka terhadap pembaharuan dan teknologi digital. Buktinya, Mas Agus yang orang Jogja ini sempat menjadi Ketua Panitia Salon Foto Inovasi beberapa tahun lalu, menggelar pameran tunggal foto-foto fine art-nya, dan menyediakan galerinya sebagai tempat pameran foto-foto hasil karya olah digital. Bukti lainnya, Mas Agus Leonardus juga sudah tercatat sebagai anggota Fotografer.net.

Berkaitan dengan beragamnya latar belakang kita di komunitas ini, kami sempat berdiskusi tentang bermacam-macam "warna" yang muncul pada foto-foto, komentar dan diskusi di Forum kita di Fotografer.net ini. Sampai pada akhirnya sampai pada suatu diskusi mengenai foto dan konsep. Saya sempat melontarkan umpan bahwa kebanyakan pemula lebih banyak berkutat pada hal-hal teknis ketimbang konsep. Dan, konsep lebih banyak dibahas oleh fotografer senior atau profesional yang sudah tak diragukan lagi kualitas teknisnya. Umpan saya ini lantas dikembalikan Mas Agus dengan pernyataan bahwa hal ini merupakan salah kaprah yang sudah sekian lama terjadi dan terus terjadi dalam kancah fotografi amatir dan di klub-klub foto.

Bahwa, sudah sepatutnya seorang pemula memulai pelajaran fotografinya dengan konsep. Mengutip kata-kata Mas Agus, "Selama ini biasanya fotografer amatir berangkat hunting bareng-bareng, jalan-jalan, lantas ketemu obyek bagus dengan lighting bagus kemudian dipotret. Seharusnya, sebelum berangkat hunting sudah tahu lebih dahulu apa yang akan dipotret, mau dibuat seperti apa, dan ingin ditampilkan dengan lighting seperti apa." Kesalahkaprahan ini sudah sedemikian akut, sehingga Mas Agus pesimis bisa membetulkannya. Fotografer-fotografer muda yang sedang belajar mencontoh fotografer-fotografer yang lebih tua dan lebih senior. "Padahal sudah sulit merubah mereka yang sudah tua-tua itu," kata Mas Agus.

Setelah pembicaraan berakhir, saya merenung sendiri, seberapa parahkah kesalahkaprahan sudah saya lakukan? Apakah kesalahkaprahan itu memang begitu adanya, atau sebenarnya semua benar-kaprah saja, kok. Tadinya, saya sempat menawarkan untuk tidak mencantumkan nama Agus Leonardus sebagai pelontar pernyataan. Tapi ditolak, dengan alasan biar menjadi trigger diskusi yang menggairahkan.

Tata Krama mengumumkan suatu LOMBA FOTO


Dalam hal mengumumkan suatu LOMBA FOTO di forum ini, baik untuk atau atas nama sendiri maupun untuk orang/lembaga lain, hendaknya memuat informasi detail sebagai berikut:

1. Judul/tema lomba, tata krama penulisannya lihat disini
2. Penyelenggara lomba
3. Periode atau deadline
4. Tim Juri
5. Syarat-syarat
6. Hadiah
7. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

Hindarilah hal-hal sebagai berikut:

1. Penulisan yang menggunakan tata bahasa yang ruwet dan bertele-tele

2. Penggunaan titik-titik untuk menjelaskan antar baris/row tulisan

Misalnya:
Telah dibuka lomba foto MODEL......di Cinere Town Squre....tgl 12 Jan 2003...hadiah juara 1 Rp 300ribu....buruan daftar.......

3. Bila lomba foto dimaksud merupakan titipan teman atau selintas membaca di toko tertentu, mohon ditanya/simak lebih detail agar memudahkan rekan lain yang membaca topik yang anda buat disini.

4. Bila lomba foto dimaksud berasal dari link web tertentu, upayakan untuk copy-paste, hindari hanya menggunakan link saja, karena pada komputer tertentu link adakalanya tidak bisa/boleh diakses.

5. Topik yang sudah selesai atau lewat deadline, upayakan untuk menambahkan kata CLOSED di bagian akhir judul.

Kapan perlu memakai lampu kilat?

Pertanyaan yang simpel. Anda mungkin kesal karena judul diatas terkesan terlalu mudah untuk dijawab. Tapi tunggu dulu. Meski sederhana, penggunaan lampu kilat yang tidak tepat ternyata masih sering dilakukan oleh sebagian dari kita. Bila anda ingin menghasilkan foto yang baik, ketahuilah saat yang tepat untuk menggunakan lampu kilat. Untuk itu simak info dan tips dari kami kali ini.

Lampu kilat yang kita bahas bersifat umum, bisa yang berjenis built-in (menyatu pada kamera) maupun lampu kilat eksternal. Lampu kilat built-in banyak dijumpai di kamera ponsel kelas atas, semua kamera saku dan sebagian besar kamera DSLR. Fungsinya jelas, sebagai sumber cahaya tambahan yang menerangi objek di depan kamera saat tombol rana ditekan. Kekuatan lampu kilat diukur dengan istilah GN (Guide Number) yang menggambarkan kemampuan menerangi objek dalam jarak tertentu, dalam satuan meter. Lampu kilat modern sudah mendukung teknologi TTL yang bisa diatur kekuatannya sesuai jarak objek ke kamera, sehingga resiko terlalu terang atau terlalu gelap bisa dihindarkan.

Banyak orang yang membiarkan mode lampu kilat pada kameranya di posisi Auto. Di posisi ini, lampu akan menyala saat suasana sekitar gelap. Artinya siang hari lampu kilat tidak akan menyala bila di posisi Auto. Ini adalah kebiasaan yang kurang tepat karena seringkali pemakaian lampu kilat justru diperlukan di siang hari. Kenapa? Karena sinar matahari yang amat terik akan membuat kontras tinggi pada daerah yang terhalang oleh bayangan sehingga daerah yang terhalang itu akan jadi gelap. Lampu kilat diperlukan untuk menerangi area yang gelap akibat bayangan tadi. Kasus yang lebih umum terjadi misalnya, saat kita memotret objek yang ada dibawah bayangan semisal pohon. Pemakaian lampu kilat di siang hari untuk menerangi objek yang gelap akibat bayangan disebut juga dengan istilah fill-in flash.

Contoh pemakaian Fill-in Flash

Contoh pemakaian Fill-in Flash

Kedua, lampu kilat diperlukan untuk melawan sinar dari belakang objek (backlight). Bayangkan saat objek yang akan kita foto duduk persis di balik jendela sehingga cahaya terang dari jendela akan membuat objek yang akan difoto menjadi siluet (lihat contoh di bawah). Dengan lampu kilat, maka kita bisa mencegah siluet ini dan objek yang duduk di balik jendela itu akan tampak jelas.

Perbedaan foto backlight tanpa flash dan dengan flash (credit : Gizmodo)

Perbedaan foto backlight tanpa flash dan dengan flash (credit : Gizmodo)

Ketiga, di saat kita perlu memotret namun tidak ada sumber cahaya apapun di sekitar kita, atau cahaya lampu sekitar yang ada tidak cukup kuat untuk menerangi objek (mendapat eksposur yang tepat), kita harus memakai lampu kilat. Artinya, pemakaian lampu kilat dalam kondisi ini dianggap darurat/terpaksa. Tapi jangan berharap banyak akan kemampuan lampu kilat dalam menerangi ruangan gelap yang luas karena kemampuannya terbatas.

Ketiga situasi yang perlu lampu kilat di atas disimpulkan lagi disini :

  • saat objek dibawah bayangan matahari (fill-in flash)
  • saat objek dibalik sinar terang (backlight compensation flash)
  • saat gelap dan kita tidak punya sumber cahaya lain

Supaya adil, kami sampaikan juga saat-saat lampu kilat sebaiknya tidak digunakan. Pertama, tentu saat penggunaan lampu kilat dilarang seperti di acara konser musik, rumah ibadah dsb. Kedua adalah saat kita ingin mendapat foto dengan available light (natural light). Maksudnya, dengan memilih kecepatan shutter yang lambat, kita juga bisa mengambil foto cahaya sekitar yang ada dengan baik, seperti suasana cafe yang temaram atau lampu-lampu gedung dan jalan raya. Tapi perlu diingat dengan mamakai shutter lambat maka kita perlu tripod, dan gerakan objek apapun yang terekam kamera akan menimbulkan kesan motion blur.

Sekedar tips dari kami, inilah yang perlu diperhatikan dalam memotret memakai lampu kilat :

  • jarak tembak lampu kilat terbatas sehingga jagalah jarak optimal antara kamera dengan objek
  • lampu kilat memerlukan waktu untuk mengisi kapasitor sehingga ada waktu tunggu (jeda) antar foto sekitar 4-7 detik, hindari memakai lampu kilat bila anda sering mengambil banyak foto dalam waktu singkat
  • bila ada mode “red-eye flash” di kamera anda, sebaiknya tidak usah dipakai karena kurang efektif dan lebih menguras baterai (karena lampu akan menyala dua kali)
  • hindari menembakkan lampu kilat pada bayi karena beresiko mengganggu penglihatannya kelak
  • bila pada kamera anda ada fasilitas pengaturan power output manual, tidak ada salahnya dicoba untuk mengetahui karakter output lampu dari power terendah sampai tertinggi
  • bila lampu kilat pada kamera anda sudah berteknologi TTL, bila hasil foto dengan lampu masih belum memuaskan bisa dikompensasi dengan ‘flash compensation
  • bila anda memakai lampu kilat eksternal, upayakan untuk memaksimalkan semua fungsi lampu tersebut dengan mencoba teknik bouncing, memakai fill-in reflektor dan memakai diffuser

Di penggunaan tingkat lanjut, lampu kilat bisa dijadikan alat untuk membuat kesan profesional pada sebuah foto. Misalnya dengan mode slow sync, rear sync (2nd curtain), hingga bermain strobist (off-shoe). Untuk membahas mengenai hal ini akan kita lakukan di kesempatan berikutnya.

http://kamera-gue.web.id

Optimalkan fitur manual pada kamera anda

Bisa jadi semenjak pertama seseorang membeli kamera digital, mode yang senantiasa dipakainya untuk memotret adalah mode AUTO. Alasan pertama karena mode ini memang menjadi mode yang paling mudah dipakai dan relatif bisa diandalkan pada berbagai macam situasi tanpa takut hasil fotonya akan mengecewakan. Alasan kedua mungkin karena kebetulan pada kamera digital itu hanya tersedia mode AUTO saja, sehingga ‘terpaksa’ tidak bisa berkreasi lebih jauh dengan mode manual. Memang pada umumnya kamera digital berjenis point-and-shoot dirancang amat simpel dan tidak dilengkapi dengan banyak fitur manual layaknya kamera prosumer. Namun bagi anda yang memiliki kamera dengan fitur manual, masihkah anda tetap memakai mode AUTO setiap saat?

Artikel ini akan mengajak anda untuk mengoptimalkan fitur-fitur manual yang ada pada kamera digital anda. Sebagai langkah awal, pertama tentunya adalah kenali dulu fitur manual apa saja yang tersedia di kamera anda, mengingat tiap kamera memiliki spesifikasi yang berbeda. Coba kenali dan periksa kembali spesifikasi kamera anda, akan lebih baik bila semua fitur manual di bawah ini tersedia pada kamera anda :

  • Manual sensitivity/ISO, artinya pada kamera tersedia pilihan untuk menentukan nilai sensitivitas sensor/ISO mulai dari AUTO, 100, 200, 400 hingga 1600. Ada kamera yang bahkan untuk menentukan nilai ISO sepenuhnya adalah AUTO, ada kamera yang nilai ISO terendahnya di 50, dan ada kamera yang sanggup mencapai ISO amat tinggi (3200, 6400 hingga 10000). Artikel soal ISO ini pernah saya buat disini.
  • Advanced Shooting Mode : P (Program), A (Aperture Priority), S (Shutter Priority), M (Manual). Lebih lanjut akan kita bahas nanti.
  • Exposure Compensation (Ev), digunakan untuk mengkompensasi eksposure ke arah terang atau gelap. Apabila eksposure yang ditentukan oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita, fitur ini dapat membantu. Naikkan Ev ke arah positif untuk membuat foto lebih terang dan turunkan untuk mendapat foto yang lebih gelap. Biasanya tingkatan/step nilai Ev ini dibuat dalam kelipatan 1/3 atau 1/2 step.
  • Manual focus, suatu fitur yang tidak begitu banyak dijumpai di kamera saku. Berguna apabila auto fokus pada kamera gagal mencari fokus yang dimaksud, seperti pada objek foto yang tidak punya cukup kontras untuk kamera mengunci fokus (karena kerja auto fokus kamera berdasar pada deteksi kontras).
  • Manual White Balance, untuk mendapatkan temperatur warna yang sesuai dengan aslinya. Bermacam sumber cahaya yang berlainan sumbernya memiliki temperatur warna (dinyatakan dalam Kelvin) berbeda-beda, sehingga kesalahan dalam mengenal sumber cahaya akan membuat warna putih menjdi terlalu biru atau terlalu merah. Umumnya semua kamera digital termasuk kamera ponsel telah memiliki fitur auto White Balance yang bisa beradaptasi pada berbagai sumber cahaya. Namun sebaiknya kamera anda memiliki keleluasaan untuk mengatur White Balance secara manual seperti Daylight, Cloudy, Tungsten, Flourescent dan manual adjust.
  • Flash intensity level, berguna untuk mengubah-ubah kekuatan cahaya dari lampu kilat pada kamera. Hal ini kadang berguna saat hasil foto yang diambil dengan lampu kilat ternyata terlalu terang atau justru kurang terang.

Fitur manual manakah yang paling berdampak langsung pada kualitas hasil foto? Karena fotografi adalah permainan cahaya (exposure) dimana tiga unsur pada kamera yang menentukan adalah Shutter speed (kecepatan rana), Aperture (diafragma) dan ISO, maka fitur manual paling penting menurut saya adalah fitur manual P/A/S/M dan fitur manual ISO (sejauh yang saya amati, apabila sebuah kamera telah memiliki fitur P/A/S/M, maka kamera tersebut juga telah memiliki fitur manual ISO). Pada prinsipnya, kamera (dan fotografer) akan berupaya untuk menghasilkan sebuah foto yang memiliki eksposure yang tepat. Artinya, foto yang dihasilkan semestinya tidak boleh terlalu gelap atau terlalu terang. Gelap terangnya foto yang dibuat oleh kamera ditentukan dari ketiga faktor tadi, dimana :

  • shutter bertugas mengatur berapa lama cahaya akan mengenai sensor (atau film pada kamera analog), dinyatakan dalam satuan detik. Semakin singkat kecepatan shutter maka semakin sedikit cahaya yang masuk, dan demikian pula sebaliknya. Biasanya kamera memiliki kecepatan shutter mulai dari 30 detik hingga 1/4000 detik.
  • aperture memiliki tugas mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa (dengan memperbesar atau memperkecil ukuran difragma), dinyatakan dalam f-number berupa skala pecahan mulai yang terbesar hingga terkecil (contoh : f/2.8, f/3.5, f/8 dsb). Nilai f-number kecil menandakan bukaan diafragma besar, sedang nilai f besar menunjukkan bukaan diafragma kecil. Nilai maksimum dan minimum dari diafragma suatu kamera ditentukan dari lensanya, dan nilai ini akan berubah seiring dengan perubahan jarak fokal lensa.
  • ISO menentukan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya sehingga semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan semakin peka terhadap cahaya meski dengan resiko meningkatnya noise pada foto. Faktor ISO ini menjadi pelengkap komponen eksposure selain shutter dan aperture, terutama saat kombinasi shutter dan aperture belum berhasil mendapatkan nilai eksposure yang tepat.

Pada kamera terdapat suatu alat ukur cahaya yang fungsinya amat penting dalam menentukan eksposure yang tepat. Alat ukur ini dinamakan light-meter, fungsinya adalah untuk mengukur cahaya yang memasuki lensa, biasa disebut dengan metering (biasanya terdapat dua macam pilihan metering pada kamera, yaitu average/multi segment/matrix dan center weight/spot). Hasil pengukuran ini dikirimkan ke prosesor di dalam kamera dan digunakan untuk menentukan berapa nilai eksposure yang tepat. Setidaknya inilah cara kerja semua kamera yang diopersikan secara otomatis melalui mode AUTO.

Tidak semua foto yang diambil memakai mode AUTO memberikan hasil eksposure yang memuaskan. Terkadang nilai shutter dan aperture yang ditentukan secara otomatis oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita. Untuk itu keberadaan fitur manual P/A/S/M dapat membantu mewujudkan kreatifitas kita dan pada akhirnya bisa membuat foto yang lebih baik.

Inilah hal-hal yang bisa anda lakukan dengan fitur manual eksposure P/A/S/M pada kamera anda :

  1. Program mode (P). Huruf P disini kadang artinya diplesetkan sebagai ‘Pemula’ karena sebenarnya di mode ini hampir sama seperti memakai mode AUTO (oleh karena itu mode P ini relatif aman untuk dipakai sebagai mode standar sehari-hari). Bila pada mode AUTO semua parameter ditentukan secara otomatis oleh kamera, maka pada mode P ini meski kamera masih menentukan nilai shutter dan aperture secara otomatis, namun kita punya kebebasan mengatur nilai ISO, white balance, mode lampu kilat dan Exposure Compensation (Ev). Tampaknya tidak ada yang istimewa di mode P ini, tapi tunggu dulu, beberapa kamera ada yang membuat mode P ini lebih fleksibel dengan kemampuan program-shift. Dengan adanya program-shift ini maka kita bisa merubah variasi nilai pasangan shutter-aperture yang mungkin namun tetap memberikan eksposure yang tepat (konsep reciprocity) . Bila kamera anda memungkinkan program-shift pada mode P ini, cobalah berkrerasi dengan berbagai variasi pasangan nilai shutter-aperture yang berbeda dan temukan perbedaannya.
  2. Aperture-priority mode (A, atau Av). Mode ini optimal untuk mengontrol depth-of-field (DOF) dari suatu foto, dengan cara mengatur nilai bukaan diafragma lensa (sementara kamera akan menentukan nilai shutter yang sesuai). Aturlah diafragma ke bukaan maksimal (nilai f kecil) untuk mendapat foto yang DOFnya sempit (objek tajam sementara latar belakang blur) dan sebaliknya kecilkan nilai diafragma (nilai f tinggi) untuk mendapat foto yang tajam baik objek maupun latarnya. Biasanya pada lensa kamera saku, bukaan diafragma maksimal di f/2.8 (pada saat wide maksimum) dan bukaan terkecil berkisar di f/9 hingga f/11 (tergantung spesifikasi lensanya). Namun dalam situasi kurang cahaya, memperkecil diafragma akan membuat eksposure jadi gelap, untuk itu biarkan nilai diafragma pada posisi maksimal saat memotret di tempat yang kurang cahaya.
    Aperture priority mode

    Aperture priority mode pada DSLR

  3. Shutter-priority mode (S, atau Tv). Mode ini kebalikan dari mode A/Av, dimana kita yang menentukan kecepatan shutter sementara kamera akan mencarikan nilai bukaan diafragma yang terbaik. Mode ini berguna untuk membuat foto yang beku (freeze) atau blur dari benda yang bergerak. Dengan memakai shutter amat cepat, kita bisa menangkap gerakan beku dari suatu momen olahraga, misalnya. Sebaliknya untuk membuat kesan blur dari suatu gerakan (seperti jejak lampu kendaraan di malam hari) bisa dengan memakai shutter lambat. Memakai shutter lambat juga bermanfaat untuk memotret low-light apabila sumber cahaya yang ada kurang mencukupi sehingga diperlukan waktu cukup lama untuk kamera menangkap cahaya. Yang perlu diingat saat memakai shutter cepat, cahaya harus cukup banyak sehingga hasil foto tidak gelap. Sebaliknya saat memakai shutter lambat, resiko foto blur akibat getaran tangan akan semakin tinggi bila kecepatan shutter diturunkan. Untuk itu gunakan fitur image stabilizer (bila ada) atau gunakan tripod. Sebagai catatan saya, nilai kecepatan shutter mulai saya anggap rendah dan cenderung dapat mengalami blur karena getaran tangan adalah sekitar 1/30 detik, meski ini juga tergantung dari cara dan kebiasaan kita memotret serta posisi jarak fokal lensa. Pada kecepatan shutter sangat rendah di 1/8 detik, pemakaian stabilizer sudah tidak efektif lagi dan sebaiknya gunakan tripod.
  4. Manual mode (M). Di level mode full-manual ini, fotograferlah yang bertugas sebagai penentu baik nilai shutter dan aperture. Light-meter pada kamera tetap berfungsi, namun tidak digunakan untuk mengatur nilai eksposure secara otomatis, melainkan hanya sebagai pembanding seberapa jauh eksposure yang kita atur mendekati eksposure yang diukur oleh kamera. Di mode ini dibutuhkan pemahaman akan eksposure yang baik, dalam arti fotografer harus mampu untuk mengenal kondisi cahaya pada saat itu dan dapat membayangkan berapa nilai shutter dan aperture yang diperlukan. Bila variasi kedua parameter ini tidak tepat, niscaya foto yang dihasilkan akan terlalu terang atau terlalu gelap. Namun bila sukses memakai mode manual ini, kita bisa mendapat foto yang memiliki eksposure yang baik melebihi foto yang diambil dengan mode AUTO, Program, Aperture-priority ataupun Shutter-priority. Contohnya pada saat mengambil foto sunset di pantai dimana dibutuhkan feeling yang tepat akan eksposure yang diinginkan.

Dengan memahami fungsi-fungsi dari fitur manual pada kamera, diharapkan kita mau mencoba-coba berkreasi dengan fitur tersebut dan mendapat hasil yang memuaskan. Selamat berkreasi..

http://kamera-gue.web.id

Diagfrahma / Aperture AV Mode

Diagfrahma. -->Makin kecil bukaan aperture maka Dept of Field / Kedalaman focus akan semakin dalam. Pada lensa tertentu, kedalaman focus ini dapat dilihat pada grafik di sekitar angka focus dimana jarak antara ttk focus ke angka diagfragma yg dipilih yg tertulis di depan ditambah jarak antara ttk focus ke angka diagfragma yg dipilih yg dibelakang. Ada juga sebagian kamera yg menyediakan tombol utk melihat kedalaman focus melalui view finder. Namun ini dibutuhkan keandalan utk melihat ketajaman + Cahaya yg mengecil karena bukaan balik sesuai dgn yg dipilih. Di Aperture, satu stop adalah perbedaan antara satu angka aperture dgn angka terdekatnya dlm speed yg sama (11 --> 16 = 1 stop, 11 --> 8 = 1 stop)

Shutter Speed

Shutter Speed / Kecepatan ran adalah lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka 250,125,60,30,15 dst. Ini berarti lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125 detik, 1/60 detik, dst.

Semakin besar angkanya berarti semakin cepat waktu yg digunakan, hal ini akan menciptakan efek diam (freeze), misalnya kita akan memotret objek yg sedang bergerak, misal mobil, dengan efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter speed diatas 1/125 detik

Sebaliknya bila kita akan memotret objek tersebut dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter speed kurang dari 1/125 detik, sebaiknya dilakukan dengan cara mengikuti arah gerak objek, hal ini disebut teknik panning,

Dua hal diatas tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak, semakin cepat objek bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yg dibutuhkan agar memperoleh efek diam atau bergerak yang kita inginkan, Perlu diperhatikan, semakin rendah shutter speed, akan mengakibatkan semakin besar juga kemungkinan terjadinya camera shaking, yg akan mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak tajam

Agar aman, gunakan shutter speed diatas 30 atau 1/30 detik, kalo memang menginginkan shutter speed lebih rendah, misal 1/15 detik, 1/8 detik ato yg lebih rendah, gunakan gunakan penyangga ato tripod

Umumnya Kecepatan rana terdiri dari urutan angka 8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 2, dan 1. Angka ini merupakan angka kebalikan dari lama pajanan dalam detik. Misalnya angka 30 berarti 1/30 detik, dan seterusnya.

Untuk kecepatan rana lebih lama dari 1 detik menggunakan tanda ". Sementara kecepatan rana bebas sesuai dengan pemencetan tombol rana oleh fotografer diberi tanda B(Bulb).

Namun angka tersebut tidaklah mutlak. Banyak produsen kamera menggunakan kecepatan rana yang hanya mendekati angka tersebut.

Kecepatan rana mempengaruhi eksposur cahaya yang membakar film. Semakin cepat pembukaan rana, semakin sedikit cahaya membakar medium, dan sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi pajanan.

from : wikimedia & www.arielz.net

Pengikut